YOGYA (KRjogja.com) - Memasuki abad kedua mendatang, Muhammadiyah berkomitmen untuk menjadi gerakan pencerahan bagi umat. Hal ini disampaikan oleh Haedar Nashir mewakili pengurus PP Muhammadiyah dalam sidang pleno V gabungan dengan Aisyiyah di Sportorium UMY, Senin (5/7) malam.
Haedar menjelaskan, setidaknya ada 3 pandangan Islam menurut Muhammadiyah. Yakni Islam yang membebaskan, Islam yang memberdayakan dan Islam yang memajukan. "Jadi, Muhammadiyah harus bisa merubah yang bodoh menjadi pintar, miskin menjadi mampu dan lain sebagainya. Itu adalah wujud dari Islam yang membebaskan. Kemudian, semangat Al-Mauun juga harus bisa diwujudkan dalam bentuk nyata. Seluruh insititusi Muhammadiyah harus bertujuan untuk bisa memberdayakan serta memajukan umat," papar Haedar di hadapan ribuan muktamirin.
Bentuk komitmen gerakan pencerahan tersebut, lanjut Haedar, akan diwujudkan dalam 5 hal pokok yang menjadi konsern pembahasan dalam muktamar kali ini. Yakni pernyataan pemikiran Muhammadiyah abad kedua, program kerja periode 2010-2015, revitalisasi cabang dan ranting, pengembangan kader dan anggota, serta Muhammadiyah dan isu-isu strategis.
"Dari dasar pemahaman mengenai Islam tersebut, akan menjadi landasan dalam menyusun program kerja. Sementara itu, persoalan-persoalan negeri ini juga tidak luput untuk menjadi perhatian bagi Muhammadiyah. Bagaimanapun, meski Muhammadiyah lebih dulu lahir dari negara, namun Muhammadiyah tidak bisa lepas dari negara," tegas Haedar.
Beberapa persoalan bangsa yang menjadi sorotan Muhammadiyah antara lain krisis kepemimpinan, kemiskinan yang hampir merata, politik negara yang kehilangan arah hingga persoalan tanah.
Selanjutnya, secara lebih rinci, pendalaman komitmen Muhammadiyah tersebut akan dibahas dalam sidang komisi mulai pagi (6/7) ini. (Dhi)
No comments:
Post a Comment