Thursday, June 10, 2010

Batu candi di Tugu diperluas

20100610100804_20100607102252_Tugu-Jogja_sur2.gifUMBULHARJO: Batu candi yang mengitari Tugu Jogja bakal diperluas. Adapun, pelaksanaan pengembangan ini untuk menciptakan kesan masa lalu di tempat tersebut.
Kepala Dinas Kimpraswil Kota Jogja, Eko Suryo Maharso menjelaskan tahun lalu pengerjaan dilakukan untuk memperbaiki cat tugu, menambah prodo serta efek lighting. Tahun ini pembangunan dilanjutkan dengan memasang batu candi hingga zebra cross hingga perempatan Tugu tersebut.
“Tahun ini akan dilanjutkan pemasangan batu candi di zebra cross. Dari sisi Utara sampai Selatan lalu Barat sampai Timur,” ujar dia kepada wartawan di kantornya, Rabu (9/6).
Mengenai waktu pelaksanaan, kata Eko, belum diketahui lantaran Kimpraswil tengah membahas masalah ini lebih lanjut. Namun, dia berharap pada ulang tahun Kota Jogja yang jatuh pada 7 Oktober mendatang, proyek tersebut selesai.
Lebih detail, dia menuturkan pemasangan batu tersebut akan berorientasi pada masa lalu. Warna hitam dari batu serta merah dari bata akan tertata di ikon Kota Jogja itu.
”Tujuan kami melakukan ini supaya Tugu jadi ikon yang punya jiwa atau sprit of place. Tidak sekadar Tugu. Jadi saat ada yang lewat di Tugu mereka tidak hanya lewat Tugu saja tapi merasakan suasana masa lalu,“ ungkapnya.
Untuk masalah perawatan, Eko menambahkan Kimpraswil secara rutin sebulan sekali saat musim hujan melakukan floating (pembersihan batu candi dari lumut atau kotoran). Memasuki musim kemarau, pembersihan hanya dilakukan tiga kali dalam sebulan.
Adapun, Ketua Dewan Kebudayaan Kota Jogja, Ahmad Charis Zubair mengatakan pelaksanaan penambahan jalan batu di Tugu merupakan penyesuaian atas perkembangan jalan. Untuk itu penambahan jalan batu ini dinilainya tidak bermasalah.
”Dinamika ini dilakukan untuk menjaga estetika Tugu itu. Sebenarnya, bentuk tugu itu sendiri telah berubah tetapi tetap menjadi landmark Kota Jogja,“ kata dia.
Lebih lanjut dia menyampaikan perubahan Tugu ke bentuk semula dirasa tidak mungkin. Namun, untuk mendukung suasana tersebut, pihak Dewan Kebudayaan Kota serta Dinas Kebudayaan Provinsi DIY mengusulkan adanya replika Tugu dengan bentuk Golog Gilig.
”Kami sudah usulkan adanya replika Tugu supaya orang tahu bentuk aslinya. Selain itu, ada pula narasi atau sejarah dari Tugu itu agar sejarahnya bisa dimengerti. Untuk itu perlu survei lebih lanjut. Tetapi sampai sekarang usul kami itu masih diproses,“ tegasnya.
Oleh Mediani Dyah Natalia
HARIAN JOGJA

No comments:

Post a Comment