|
"Besok rencananya kami akan menduduki rektorat UGM hingga tuntutan kami dipenuhi, yakni pembatalan pemberlakuan KIK (Kartu Identitas Kendaraan). Kami juga akan menyatakan menolak mengisi KIK. Sampai saat ini, baru seperempat mahasiswa UGM atau kurang dari 10.000 yang mau mengisi KIK. Dosen dan karyawan sebenarnya menolak, namun tidak mau menunjukkan secara frontal dan hanya lewat millis," ujar Presiden BEM UGM, Aza El Munadiyan di halaman DPRD DIY, Rabu (30/6).
Diungkapkannya, pendudukan rektorat ini dilakukan lantaran segala upaya negosiasi tetah gagal dilakukan. Padahal, menurtnya, berbagai usulan yang dilakukan para mahasisa merupakan pilihan yang logis.
"Kalau dari rektorat alasannya untuk mengurangi polusi, jelas itu tidak berhubungan, karena banyak bus dan kendaraan lain yang lewat di sekitar UGM. Kalau masalah keamanan itu juga bukan solusi, karena daerah parkiran tetap tidak terawasi, hanya gerbang masuknya saja. Seharusnya kan menambah jumlah petugas keamanan," katanya.
Aza melanjutkan, rencana pemberlakuakn tarif parkir berbayar ini berlaku untuk mahasiswa baru angkatan 2010, dengan membayar Rp 50.000 persemester. Hal ini menurutnya sama seperti kasus komersialisasi pendidikan UGM untuk Sumbangan Peningkatan Mutu Akademik (SPMA). "Dulu kan awalnya tidak bayar untuk itu, lalu naik menjadi lima juta, tujuh setengah juta, sepuluh juta," imbuh Aza. (Den)
No comments:
Post a Comment