Thursday, June 10, 2010

Kelangkaan gas meluas

2010061095907_20100607100210_gas.gifGUNUNGKIDUL: Kelangkaan gas elpiji tiga kilogram di DIY semakin meluas. Kalaupun ada stok, harga gas di tingkat pengecer menjadi naik.
Di Gunungkidul dan Kulonprogo mulai terjadi kelangkaan gas dan kenaikan harga menyusul kondisi yang sama di Bantul, Kota Jogja dan Sleman sebelumnya.
Di sisi lain, Pertamina meminta agar pemerintah daerah (pemda) ikut mengawasi harga elpiji 3 kg di tingkat eceran menyusul kenaikan harga hingga menembus Rp14.000 per tabung. Keberadaan gas elpiji ukuran 3 kg di beberapa pengecer dan agen di Kulonprogo mulai sulit dicari. Bahkan harganya pun sudah mulai merangkak naik.
Umar, agen elpiji Putra Kembang, di Ndipan Wates Kulonprogo mengeluhkan berkurangnya pasokan. “Kita mengakui dengan adanya rayonisasi itu kita mendukung dan senang. Namun patut disayangkan jika pasokan gas kemudian juga dikurangi,” ungkap Umar, Rabu (9/6).
Ia mengatakan pengurangan pasokan gas elpiji tak tanggung-tanggung, lebih dari 50%. Sebelum rayonisasi dirinya bisa memasok 750 tabung, sekarang hanya mendapat sekitar 200-an tabung gas ukuran 3 kg. Belum lagi, harganya juga ikut naik, rata-rata antara Rp500 hingga Rp750 per tabung.
Umar menilai, pengurangan pasokan gas elpiji 3 kg hanya untuk lebih ‘menjual’ gas elpiji isian 12 kg. Pasalnya, selama ini selain pasokan gas elpiji 12 kg yang berlebih, tingkat penjualannya pun kurang laku.
Senada dikatakan Angga, 25, distributor gas elpiji isian 3 kg asal Jatimulyo Kulonprogo. “Susah sekali sekarang mencari gas elpiji 3 kg. Soalnya kan sekarang menggunakan sistem jatah. Jadi tidak bisa memenuhi pasokan. Untuk distribusikan ke pengecer pun juga tidak bisa penuh. Misalnya jika ada 20 tabung gas 3 kg, kita cuma bisa pasok 10 tabung,” jelas Angga.
Kenaikan harga gas elpiji juga diakui oleh Sunarto, pemilik toko kelontong di Serut, Pengasih, Kulonprogo. Gas elpiji 3 kg, ia jual dengan harga Rp14.000 dari semula Rp13.500 per tabung.

Protes
Adapun di Gunungkidul kebijakan pembatasan jatah elpiji membuat agen mendapat protes dari pangkalan ataupun pengecer yang dirugikan dengan pasokan yang berkurang. Pemilik agen gas elpiji tiga kilogram PT Satria Permana Jaya, Gunungkidul Wahyu Wijanarko mengatakan setiap hari mengalami kekurangan permintaan dari pangkalan sejak dilakukan pembatasan awal bulan ini. Bahkan dari 30 pangkalan partnernya terpaksa tidak dikirim karena tidak ada barang.
Dirinya membantah kalau melakukan penimbunan gas. Karena jatah yang seharusnya 2.000 per hari untuk memenuhi seluruh pangkalan, hanya di jatah 1.288. "Seperti yang Anda lihat sendiri, saya tidak menimbun karena sama saja kalau agen jual ke pangkalan sesuai HET," katanya.
Adapun di toko Cemerlang, Jl Kolonel Sugiyono, Wonosari menjual satu tabung gas elpiji seharga Rp15.000. Menurut karyawan yang tidak bersedia menyebutkan namanya harga tersebut sudah termasuk ongkos pengiriman. "Stok masih banyak, belum ada kelangkaan. Dijual lima belas ribu sudah termasuk ongkos kirim," katanya.
Kondisi yang sama terjadi di Klaten. Satu tabung gas yang dulu dijual Rp 13.500, kini naik menjadi Rp 14.500.
Meski demikian, pasokan tabung gas masih cukup mudah diperoleh. Bandi, 32, warga Ngrundul, Kebonarum mengatakan, kenaikan harga gas sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu. “Karena saya butuh untuk memasak tiap hari, ya tak bisa menolak kalau harganya naik. Paling hanya nggrundel di belakang,” ujarnya.

Pengawasan
Terpisah, Pertamina meminta agar pemda ikut mengawasi harga elpiji 3 kg di tingkat eceran menyusul kenaikan harga elpiji bersubsidi itu hingga menembus Rp14.000 per tabung dalam seminggu terakhir.
Asisten Manajer Eksternal Pertamina Unit Pemasaran IV Jateng-DIY Heppy Wulansari  mengatakan harga di tingkat pengecer sudah bukan lagi kewenangan Pertamina, melainkan kewenangan pemda. “Kewenangan kami ada di tingkat agen dan pengkalan. Kalau ada agen atau pangkalan yang jual di atas HET, kami akan memberikan sanksi,” katanya.
Heppy menyebutkan harga eceran tertinggi (HET) elpiji 3 kg dari agen sebesar Rp12.000 per tabung, sedangkan dari pangkalan maksimal Rp12.750.
Namun untuk daerah Minggir, Sleman Heppy mengatakan harga elpiji 3 kg di tingkat eceran memang mencapai Rp14.000-Rp14.500 per tabung. “Bulan lalu harganya juga sebesar itu, meskipun belum rayonisasi,” jelasnya.
Heppy menuturkan pihaknya sudah melakukan pengecekan di daerah Sleman dan penyaluran berjalan normal sebanyak Rp14.800 tabung per hari. Dia menyebutkan ada 14 agen di Sleman dengan omzet berkisar antara 600-1.895 tabung per hari. (k-16)
   
Oleh
Martha Nalurita, Akhirul Anwar
& Fransiskus Dasa Saputra
HARIAN JOGJA
&
Rohmah Ermawati
Solopos/JIBI

No comments:

Post a Comment