New York - Tumpahan minyak di Teluk Meksiko tak kunjung ada solusi sehingga mengakibatkan saham perusahaan minyak, BP anjlok. Akibat penanganan tumpahan minyak yang memakan dana sangat besar, BP memutuskan untuk tidak membagikan dividen.
Saham perusahaan minyak asal Inggris, BP plc tercatat anjlok hingga 15,8% hingga terpuruk di bawah US$ 30 per lembar karena investor khawatir biaya penanganan masalah tumpahan minyak di Teluk Meksiko itu akan membengkak.
"Anda mendengar masalah yang tak kunjung reda dan ada suspensi pembagian dividen dari BP dan saya kira ini akan melemahkan pasar," ujar Nick Kalivas, analis senior MF Global seperti dikutip dari Reuters, Kamis (10/6/2010).
Pada perdagangan Rabu (9/6/2010), indeks Dow Jones ditutup melemah 40,73 poin (0,41%) ke level 9.899,25. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 6,31 poin (0,59%) ke level 1.055,69 dan Nasdaq melemah 11,72 poin (0,54%) ke level 2.158,85.
Pejabat dari BP mengatakan mereka memiliki dana tunai yang cukup untuk menangani krisis tumpahan minyak tersebut. Namun biaya untuk melindungi utang BP dari gagal bayar menembus titik tertingginya, yang menggambarkan kekhawatiran terhadap kemampuan BP untuk mengatasi kewajibannya.
Dengan penurunan harga saham yang terus menerus terjadi, kapitalisasi pasar BP sudah merosot hingga setengahnya sejak munculnya masalah tumpahan minyak pada April lalu. Pada 20 April, atau ketika terjadinya ledakan yang menyebabkan tumpahan minyak, saham BP berada di level US$ 60,48 per saham, namun pada Rabu kemarin ditutup pada level US$ 29,20.
"Beberapa jurnalis berspekulasi pada akhirnya BP tidak akan ada lagi, dan mereka akan mencari perlindungan kebangkrutan untuk menghindari tuntutan," ujar Gregori Volokhine, analis dari Meeschaert seperti dikutip dari AFP.
Saham energi lain ikut melemah seperti ExxonMobil yang turun 1,98%. Namun penurunan Dow Jones tertolong oleh kenaikan saham Caterpillar seesar 0,35%.
Perdagangan berjalan cukup ramai dengan transaksi di New York Stock Exchange mencapai 10,53 miliar lembar saham, di bawah rata-rata tahun lalu yang mencapai 9,65 miliar.
(qom/qom)
No comments:
Post a Comment