|
Krisis politik di Tahiland, menurut Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata (ASITA) DIY, Edwin Ismedi Himna, membuat peningkatan wisatawan asal negara Jepang dan Malaysia mengalihkan kunjungannya dari Thailand ke Indonesia, khususnya Yogyakarta. "Dari sisi pariwisata kita memang diuntungkan dari adanya krisis tersebut meski dari sisi lain kami juga prihatin atas krisis tersebut," katanya saat dihubungi KRjogja.com, Selasa (8/6).
Menurut Edwin, agar bisa mempertahankan ini, banyak yang harus diperhatikan terutama kualitas dari masing-masing obyek pariwisata selain juga alternatif obyek wisata lain di luar wisata konvensional. Seperti yang selalu dikatakannya yakni untuk terus mengembangkan wisata lain selain yang sudah ada dan dikenal seperti Candi, Keraton, Malioboro diarahkan ke desa wisata dan wisata minat khusus.
"Karena itu kita mendorong segenap elemen pelaku pariwisata untuk bersama-sama mengembangkan obyek pariwisata lain seperti desa wisata dan wisata minat khusus. Dua potensi ini perlu digali lebih dalam lagi dan diharapkan wisatawan tidak bosan berkunjung ke Yogyakarta," tukasnya.
Menanggapi masa liburan sekolah yang ternyata waktunya berbeda-beda masing-masing daerah, Edwin menilai justru hal ini lebik dari pada waktu liburan yang bersamaan. Edwin mengatakan, waktu yang tidak berbarengan tidak membuat Yogyakarta seketika padat dalam waktu yang bersamaan.
"Ini artinya, tingkat kunjungan ke obyek wisata dan tingkat hunian hotel bisa stabil dan juga bisa merata sehingga hotel dan obyek wisata serta travel tidak kedodoran menerima wisatawan," pungkasnya. (Fir)
No comments:
Post a Comment